Kijang LGX 1.8 tahun 1997, sebuah ikon otomotif Indonesia yang hingga kini masih banyak dicari. Ketangguhan mesin, kabin luas, dan biaya perawatan yang relatif terjangkau menjadi daya tarik utama mobil keluarga legendaris ini. Namun, di balik popularitasnya, muncul pertanyaan klasik di kalangan penggemar otomotif, khususnya bagi mereka yang mempertimbangkan untuk meminang Kijang LGX 1.8 keluaran ’97: Apakah sistem pengapiannya masih menggunakan platina? Mari kita ulas secara mendalam!
Mengenal Lebih Dekat Kijang Kapsul
Sebelum membahas lebih jauh tentang sistem pengapian, mari kita mengenal lebih dekat Kijang Kapsul, khususnya varian LGX. Kijang Kapsul, yang secara resmi disebut sebagai Kijang generasi keempat, hadir sebagai penerus Kijang Super yang melegenda. Perubahan desain yang signifikan, dengan bodi yang lebih membulat dan modern, menjadi ciri khas utama Kijang Kapsul.
Kijang LGX sendiri merupakan salah satu varian tertinggi dari Kijang Kapsul. Varian ini menawarkan fitur yang lebih lengkap dibandingkan varian di bawahnya, seperti LX atau SX. Beberapa fitur unggulan LGX antara lain:
- Power window
- Central lock
- Electric mirror
- AC double blower
- Interior yang lebih mewah
Jantung Pacu Kijang LGX 1.8
Kijang LGX 1.8 dibekali mesin berkode 7K. Mesin ini memiliki kapasitas 1.781 cc, 4 silinder, dan 8 katup. Pada awalnya, mesin 7K masih menggunakan sistem karburator sebagai pengatur suplai bahan bakar. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, Toyota kemudian menghadirkan mesin 7K-E yang sudah dilengkapi dengan sistem injeksi elektronik (EFI).
Mesin 7K dikenal sebagai mesin yang bandel, mudah perawatannya, dan irit bahan bakar. Meskipun tenaganya tidak terlalu besar, torsi yang dihasilkan cukup untuk membawa Kijang Kapsul melaju dengan nyaman di berbagai kondisi jalan.
Sistem Pengapian Platina vs. CDI
Sistem pengapian merupakan bagian penting dari mesin pembakaran internal. Sistem ini bertugas menghasilkan percikan api pada busi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Secara umum, terdapat dua jenis sistem pengapian yang umum digunakan pada mobil klasik, yaitu sistem pengapian platina dan sistem pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition).
Sistem Pengapian Platina
Sistem pengapian platina merupakan sistem pengapian konvensional yang menggunakan platina sebagai saklar mekanis untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik ke koil pengapian. Ketika platina terbuka, arus listrik dari baterai akan mengalir ke koil pengapian, sehingga menghasilkan medan magnet yang kuat. Kemudian, ketika platina menutup, arus listrik akan terputus, menyebabkan medan magnet pada koil pengapian runtuh dan menghasilkan tegangan tinggi yang dialirkan ke busi.
Sistem pengapian platina memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
- Sederhana dan mudah diperbaiki
- Biaya perawatan relatif murah
Namun, sistem pengapian platina juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Platina mudah aus dan perlu disetel secara berkala
- Kurang efisien dalam menghasilkan percikan api yang kuat
- Kurang cocok untuk putaran mesin tinggi
Sistem Pengapian CDI
Sistem pengapian CDI merupakan sistem pengapian elektronik yang menggunakan kapasitor untuk menyimpan energi listrik dan SCR (Silicon Controlled Rectifier) sebagai saklar elektronik untuk melepaskan energi listrik ke koil pengapian. Sistem CDI bekerja dengan cara mengisi kapasitor dengan energi listrik dari alternator. Kemudian, ketika sensor mendeteksi posisi crankshaft yang tepat, SCR akan aktif dan melepaskan energi listrik dari kapasitor ke koil pengapian, sehingga menghasilkan tegangan tinggi yang dialirkan ke busi.
Sistem pengapian CDI memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
- Percikan api lebih kuat dan stabil
- Tidak memerlukan penyetelan platina
- Lebih cocok untuk putaran mesin tinggi
Namun, sistem pengapian CDI juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Lebih kompleks dan sulit diperbaiki
- Biaya perawatan relatif lebih mahal
Kijang LGX 1.8 ’97: Platina atau CDI?
Kembali ke pertanyaan awal, apakah Kijang LGX 1.8 tahun 1997 masih menggunakan platina? Jawabannya tergantung pada jenis mesin yang digunakan.
-
Mesin 7K (Karburator): Kijang LGX 1.8 yang masih menggunakan mesin 7K dengan sistem karburator umumnya masih menggunakan sistem pengapian platina.
-
Mesin 7K-E (Injeksi): Kijang LGX 1.8 yang sudah menggunakan mesin 7K-E dengan sistem injeksi umumnya sudah menggunakan sistem pengapian CDI.
Namun, perlu diingat bahwa ada kemungkinan beberapa pemilik Kijang LGX 1.8 yang awalnya menggunakan sistem pengapian platina melakukan modifikasi dengan mengganti sistem pengapiannya menjadi CDI. Hal ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan performa mesin dan mengurangi biaya perawatan.
Cara Membedakan Sistem Pengapian Platina dan CDI pada Kijang LGX 1.8
Untuk memastikan apakah Kijang LGX 1.8 Anda masih menggunakan platina atau sudah CDI, Anda dapat melakukan pemeriksaan visual pada beberapa komponen berikut:
- Delco: Pada sistem pengapian platina, terdapat delco yang berfungsi sebagai distributor tegangan tinggi ke busi. Di dalam delco terdapat platina yang dapat dilihat secara langsung. Sementara pada sistem pengapian CDI, delco biasanya tidak dilengkapi dengan platina.
- ECU: Pada sistem pengapian CDI, terdapat ECU (Electronic Control Unit) yang berfungsi mengatur waktu pengapian secara elektronik. Sementara pada sistem pengapian platina, tidak terdapat ECU.
Jika Anda masih ragu, sebaiknya konsultasikan dengan mekanik yang berpengalaman untuk mendapatkan kepastian.
Kelebihan dan Kekurangan Kijang LGX 1.8 dengan Platina
Jika Kijang LGX 1.8 Anda masih menggunakan platina, berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan:
Kelebihan:
- Perawatan Lebih Mudah: Sistem pengapian platina relatif sederhana dan mudah diperbaiki. Komponen-komponennya juga mudah ditemukan dan harganya terjangkau.
- Biaya Perawatan Lebih Murah: Biaya perawatan sistem pengapian platina relatif lebih murah dibandingkan sistem pengapian CDI.
Kekurangan:
- Perlu Penyetelan Berkala: Platina mudah aus dan perlu disetel secara berkala untuk menjaga performa mesin tetap optimal.
- Performa Kurang Optimal: Sistem pengapian platina kurang efisien dalam menghasilkan percikan api yang kuat, terutama pada putaran mesin tinggi. Hal ini dapat mempengaruhi performa mesin secara keseluruhan.
- Boros Bahan Bakar: Sistem pengapian platina yang tidak optimal dapat menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna, sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Tips Merawat Sistem Pengapian Platina pada Kijang LGX 1.8
Jika Kijang LGX 1.8 Anda masih menggunakan platina, berikut adalah beberapa tips perawatan yang dapat Anda lakukan untuk menjaga performa mesin tetap optimal:
- Periksa dan Setel Platina Secara Berkala: Periksa kondisi platina setiap 5.000 km atau sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Jika platina sudah aus atau kotor, segera bersihkan atau ganti dengan yang baru. Setel celah platina sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada buku manual.
- Ganti Busi Secara Teratur: Ganti busi setiap 10.000 km atau sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Gunakan busi yang sesuai dengan spesifikasi mesin Kijang LGX 1.8 Anda.
- Periksa Kondisi Kabel Busi: Periksa kondisi kabel busi secara berkala. Pastikan tidak ada kabel yang retak atau terkelupas. Ganti kabel busi jika diperlukan.
- Bersihkan Delco: Bersihkan delco secara berkala dari kotoran dan debu. Pastikan tutup delco tidak retak atau pecah.
- Gunakan Bahan Bakar Berkualitas: Gunakan bahan bakar berkualitas baik dengan oktan yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Bahan bakar berkualitas buruk dapat menyebabkan penumpukan kerak pada busi dan platina.
Pertimbangan Sebelum Membeli Kijang LGX 1.8 Tahun 1997
Sebelum memutuskan untuk membeli Kijang LGX 1.8 tahun 1997, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan, antara lain:
- Kondisi Mesin: Periksa kondisi mesin secara menyeluruh. Pastikan tidak ada kebocoran oli atau suara-suara aneh. Lakukan test drive untuk merasakan performa mesin.
- Kondisi Bodi: Periksa kondisi bodi secara seksama. Perhatikan apakah ada karat atau bekas tabrakan.
- Kondisi Interior: Periksa kondisi interior secara keseluruhan. Pastikan semua fitur berfungsi dengan baik.
- Riwayat Perawatan: Cari tahu riwayat perawatan mobil tersebut. Mobil yang dirawat dengan baik biasanya memiliki performa yang lebih baik dan lebih awet.
- Harga: Bandingkan harga Kijang LGX 1.8 tahun 1997 dengan harga pasaran. Pastikan harga yang ditawarkan sesuai dengan kondisi mobil.
Kesimpulan
Kijang LGX 1.8 tahun 1997 merupakan mobil keluarga yang tangguh dan handal. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi, Kijang LGX 1.8 masih banyak diminati karena biaya perawatannya yang terjangkau dan ketersediaan suku cadang yang melimpah.
Terkait dengan sistem pengapian, Kijang LGX 1.8 tahun 1997 ada yang masih menggunakan platina dan ada yang sudah menggunakan CDI, tergantung pada jenis mesin yang digunakan. Jika Kijang LGX 1.8 Anda masih menggunakan platina, lakukan perawatan secara berkala untuk menjaga performa mesin tetap optimal.
Dengan perawatan yang tepat, Kijang LGX 1.8 tahun 1997 masih dapat menjadi mobil keluarga yang dapat diandalkan untuk menemani aktivitas sehari-hari.
Tinggalkan komentar